NIGAOLA.COM – Keluarga Besar Kelitei, Kabupaten Ngada di Kupang, NTT, kembali menggelar pesta adat Reba pada Jumat (9/2/2024). Pesta adat Reba ini merupakan salah satu acara yang penting bagi masyarakat Kelitei di Kupang. Acara ini diadakan di rumah Yohanes Bengu yang terletak di Gang Inerie, Kelurahan Naioni, Kota Kupang, NTT.
Pesta adat Reba memiliki makna yang mendalam sebagai manifestasi hubungan antara manusia (Orang Ngada) dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Acara ini dimulai dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pater Rony Soro, SVD dan Romo Yalo, Pr.
Pesta adat Reba masyarakat Kelitei kali ini diadakan dengan tema ‘Dengan Semangat Tubo Lemogo Kita Tingkatkan Persaryan dan Persaudaraan yang Kokoh untuk Melestarikan Nilai Budaya Reba.’ Ketua Panitia Pesta Adat Reba Kelitei, Redemtus Paskalis Boro, mengungkapkan bahwa acara ini kali ini dipercayakan kepada anak-anak muda keturunan Kelitei di Kupang.
Para anak-anak muda ini tergerak untuk menggelar Pesta Adat Reba karena para orangtua mereka telah menjadi pelopor acara Reba di Kota Kupang. Mereka ingin mewariskan dan melestarikan budaya mereka sebagai bentuk penghargaan terhadap usaha yang telah dilakukan oleh para orangtua mereka.
Reba Kelitei terakhir kali diadakan pada tahun 2019 dan baru kembali diadakan kali ini setelah terhenti karena pandemi COVID-19. Ketua Arisan Kelitei Junior (AKJ), Andris Ngajaleza, menambahkan bahwa mereka ingin melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh para orangtua mereka dalam mengadakan acara Reba di Kota Kupang.
Reba Kelitei merupakan acara tahunan yang diinisiasi oleh anak-anak muda. Basilius Nou, Ketua Momento Mori Kelitei, menegaskan bahwa acara Reba ini diadakan setiap tahun. Kali ini, inisiatif untuk mengadakan acara ini datang dari anak-anak muda. Ia mengucapkan terima kasih kepada anak-anak muda asal Kelitei yang ada di Kupang atas dedikasi mereka dalam menjaga dan melestarikan budaya Kelitei.
Reba memiliki makna kebersamaan yang kuat. Oleh karena itu, Basilius Nou mengajak anak-anak muda untuk terus membangun kebersamaan dalam menjaga budaya ini. Menurutnya, kebersamaan adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan budaya Ngada, khususnya budaya Kelitei.
Anis Bai Boro, yang mewakili sesepuh Kelitei di Kupang, menjelaskan bahwa Reba juga memiliki makna organisasi. Dalam acara Reba, terdapat pembagian tugas yang memungkinkan pelaksanaan pesta adat ini dapat berjalan dengan baik. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kerja sama dan organisasi dalam menjaga dan melestarikan budaya.
Reba, yang juga dikenal sebagai pesta tahun baru orang Ngada, merupakan ungkapan rasa syukur atas hasil yang diperoleh selama setahun dan permohonan untuk satu tahun ke depan. Acara ini menjadi momen yang penting bagi masyarakat Kelitei untuk merayakan dan memperkuat hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta.
Pesta Adat Reba yang diadakan oleh masyarakat Kelitei di Kupang merupakan upaya nyata dalam melestarikan budaya dan memperkuat kebersamaan. Melalui acara ini, anak-anak muda Kelitei berperan aktif dalam mewariskan dan menjaga nilai-nilai budaya yang telah diterima dari para pendahulu mereka. Semoga Pesta Adat Reba terus menjadi tradisi yang dijunjung tinggi dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Kelitei dan seluruh masyarakat Ngada.
Sumber: Victorynews.id